Oleh: Dr. Ahmad Fuad Basya
Diterjemahkan oleh saudari Devi Nur Azizah
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari..”
Allah berfirman:
فلا أقسم بما تبصرون○ وما لا تبصرون
”Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.” (Al-Haqqah: 38-39).
Keagungan sumpah Tuhan dalam dua ayat ini menunjukkan kepada kita dua jenis ciptaan-Nya. Jenis pertama adalah semua yang bisa kita lihat dengan indera (mata). Sedangkan jenis kedua mencakup yang tak terlihat mata, yang hanya diketahui Allah atau yang dijelaskan dalam kitab yang diturunkan-Nya, seperti alam jin, malaikat dan lainnya. Jenis kedua ini juga mencakup makhluk yang tidak dapat kita lihat di alam nyata, karena secara tabiat makhluk ini tidak tampak dan berada di luar jangkauan penglihatan.
Contoh sederhana dari pengertian ini adalah energi surya. Kita bisa melihat bagian terkecil dari energi surya, yaitu spektrum “Sinar Tampak” dengan ketujuh warnanya: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Sinar ini merupakan sebuah anugerah, dengan sinar ini kita bisa melihat dengan izin Tuhan. Bagian lain yang sama pentingnya, yaitu dua jenis radiasi: ultraviolet dan inframerah (atau radiasi termal).
Radiasi ultraviolet memiliki banyak manfaat dan mudarat bagi makhluk hidup. Kuasa Penciptalah yang menentukan (mengukur) untuk memberi manfaatnya kepada kita dan menjaga kita dari bahayanya. Segala sesuatu di alam semesta diciptakan dengan kadar yang tepat, sehingga sistem tetap stabil dan kehidupan berlanjut. Karena itu, Allah telah menyiapkan lapisan pelindung untuk manusia di atmosfer yang mengatur radiasi ultraviolet sesuai dengan kebutuhan hidup, tidak kurang atau lebih. Lapisan istimewa ini adalah gas ozon yang terletak di ketinggian dalam lapisan atmosfer.
Keistimewaan gas ozon ini adalah ia terbentuk karena adanya pengaruh radiasi ultraviolet dan oksigen yang terdapat dalam atmosfer. Di saat yang sama ia juga menangkal bahaya radiasi ultraviolet, di samping juga berguna untuk pembentukan vitamin D dan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi secara alami.
Di antara keistimewaan dari radiasi ultraviolet adalah jika jatuh pada suatu benda, ia menghasilkan sinar yang tampak dari benda tersebut. Fenomena ini disebut fluoresens; banyak digunakan di zaman kita untuk memasok sinar putih yang dipancarkan oleh lampu neon.
Radiasi ultraviolet digunakan untuk membunuh mikroba dan kuman. Ia juga mensterilkan makanan yang tersimpan sebagaimana mensterilkan ruang operasi. Inilah alasan penting mengapa kita membiarkan sinar matahari masuk ke seluruh ruangan rumah.
Panjang gelombang radiasi ultraviolet lebih pendek daripada panjang Sinar Tampak. Penggunaan radiasi ultraviolet dalam penyinaran objek di bawah mikroskop memungkinkan untuk melihat benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat oleh mikroskop biasa dengan lebih akurat.
Sedangkan radiasi inframerah membuat kita merasa hangat saat terkena sinar matahari, sebagaimana semua benda yang panas ia memancarkan radiasi inframerah. Sifat termal dari radiasi ini telah digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengeringan cat dan pengeringan produk pertanian. Ia juga banyak berperan dalam bidang pertanian dalam kondisi panas buatan dengan menggunakan rumah kaca.
Radiasi inframerah berfungsi mengidentifikasi ragam tanaman yang dihasilkan karena radiasi yang berbeda pada setiap daun. Ia juga bisa mengidentifikasi kesehatan daun dan tidak adanya hama. Dengan demikian, daerah yang terjangkit hama bisa diketahui lebih cepat, sebagaimana mendapatkan hasil tanaman yang berbeda, selain itu ia juga mampu mendeteksi tanaman-tanaman terlarang. Semua ini dilakukan dengan survei udara menggunakan pesawat terbang yang biasa dikenal dengan pengindraan jauh (atau disingkat indraja).
Para peneliti melihat radiasi inframerah sebagai alat untuk melihat dalam gelap. Teknik ini telah banyak dikembangkan untuk berbagai kepentingan, di antaranya untuk kepentingan perekonomian, ilmiah dan militer dengan menggunakan pesawat terbang dan satelit.
Perlu disebutkan bahwa para dokter menggunakan teknologi radiasi inframerah untuk melihat distribusi suhu di berbagai bagian tubuh, mengidentifikasi kondisi yang tidak normal, dan mendiagnosis beberapa penyakit sejak dini.
Menariknya, beberapa binatang seperti ular-ular yang berbisa, mampu mendeteksi inframerah yang keluar dari makhluk hidup lain. Hal ini membantu mereka dalam menangkap mangsa.
Dengan demikian, sains membantu mengungkap beberapa aspek kemukjizatan dalam sumpah Tuhan di atas, yaitu berbagai makhluk yang kita lihat dan makhluk yang tidak kita lihat seperti sinar matahari yang mengandung radiasi ultraviolet dan inframerah.
Umat kita —bangsa Arab dan umat Islam— sesungguhnya kaya akan sumber daya alam dan manusia yang mampu mewujudkan kebangkitan ilmiah dan teknologi, pun akan mengantarkannya menuju masyarakat progresif. Pada saat ini, manusia mengalami masalah pencemaran lingkungan, krisis sumber energi konvensional dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Namun, kita —sebagai umat yang dicintai Allah— masih menjumpai matahari yang bersinar cerah selama hampir tiap tahun penuh dan juga silikon yang diperoleh dari pasir di tanah lapang, yang keduanya merupakan sumber sangat penting: sumber energi alami dan industri mikroelektronika. Selain itu, terdapat sumber energi yang dapat diperbarui seperti tenaga air, udara, hidrogen, dan lainnya. Serta hamparan tanah lapang seperti tanah perawan yang cocok untuk pertanian. Namun kenyataannya umat kita hanya memetik sedikit manfaat dari kekayaan yang sangat besar ini.
Kelak, kita akan cukup menggunakan nikmat matahari yang telah Allah berikan pada kita sebagai sumber cahaya, kehangatan dan kekuatan kehidupan di bumi. Dan Ia jadikan energinya selalu memancar pada kita setiap hari melalui atmosfer bumi yang hanya boleh dimanfaatkan dalam kadar yang diperlukan saja dari radiasi yang tampak dan tidak tampak. Tanpa energi surya yang sangat besar ini, tidak akan ada kehidupan bagi tumbuhan, hewan maupun manusia. Dan tanpanya, tidak akan ada sumber energi lain seperti angin, air terjun, batu bara, kayu, minyak bumi dan turunannya, listrik dan tenaga nuklirnya. Dan Maha Suci Engkau, Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang dengan kadar telah diketahui.
وسخر لكم الشمس والقمر دائبين وسخر لكم اليل والنهار
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (Ibrahim: 33).
Contoh sederhana untuk membayangkan kandungan energi pada radiasi matahari adalah jumlah radiasi yang diterima bumi dalam waktu setengah jam saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dunia kita —dengan rata-rata waktu saat ini— selama lebih dari satu tahun penuh. Jika energi ini dapat dikumpulkan dan diubah menjadi energi listrik atau energi kimia yang dapat disimpan, maka dapat digunakan kapan dan di mana saja, serta tidak terkait dengan lokasi produksinya.
Dunia telah mengambil langkah besar dalam penelitian energi surya, terutama setelah harga minyak melonjak secara tiba-tiba di tahun 1970-an. Namun di lain waktu, jatuhnya harga minyak dan berkembangnya teknologi pertambangan batu bara menyebabkan antusiasme Lembaga Penelitian Energi Surya menurun bahkan mengalami resesi yang terus berlanjut sampai saat ini. Hal ini telah menyebabkan penurunan tingkat penelitian ilmiah di bidang ini, sebagaimana dibuktikan dengan tingkat publikasi di jurnal-jurnal internasional.
Namun, masih ada lagi proyek raksasa yang memanfaatkan energi surya. Seperti proyek satelit untuk menghasilkan energi dari luar angkasa via stasiun raksasa yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Ini dilakukan dengan cara mengubah radiasi matahari dari luar angkasa menjadi gelombang mikro yang diterima stasiun bumi untuk mengubahnya menjadi energi listrik.
Stasiun sebesar ini tentu saja membutuhkan biaya mahal. Padahal dalam waktu dekat, kebutuhan akan hal ini sangat mendesak, tidak hanya untuk luar angkasa tetapi juga untuk semua area kehidupan. Untungnya, penggarapan ini bergantung—terutama-pada sel surya, yang saat ini tidak menjadi permasalahan teknis yang sulit. Namun upaya penelitian di atas perlu diintensifkan untuk meningkatkan efisiensi sel ini dan memperpanjang umurnya semaksimal mungkin.
Diharapkan pula, ini semua mampu menyebabkan munculnya partikel hidrogen sebagai energi alternatif murni, yang bisa diproduksi melimpah dengan menggunakan energi surya untuk menguraikan air, dan menggunakannya sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Oleh sebab itu, para ekonom dan ilmuwan berharap abad ini bisa menjadi era pemanfaatan energi surya yang riil. Dan salah seorang dari mereka mendeskripsikan bahwa ini akan menjadi (Era Ekonomi Hidrogen).
Memang benar bahwa dunia Arab dan Islam diharuskan mampu menembus tatanan (baru) yang penting bagi kehidupan ini secara ilmiah. Dimulai dengan memusatkan perhatian pada keunggulan dalam pembuatan sel surya dengan berbagai jenisnya, dan membentuk tim kerja khusus dari ahli terkemuka yang mampu merancang pemanfaatan lebih dari radiasi matahari yang terbit di tanah Islam sebagai sumber energi utama yang murni dan ramah lingkungan.[]
Artikel asli dari majalah Azhar edisi Jumadil Ula 1439 H/Januari 2018 M.