Panwaslu Mesir mengadakan penyuluhan pengawasan Pemilu 2024 bersama seluruh media Masisir pada Ahad, 17 September 2023, di Sekretariat Bedug Media. Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) merupakan jajaran panitia yang bertugas mengidentifikasi dan melacak pelanggaran dalam pelaksanaan Pemilu. Acara penyuluhan ini dihadiri oleh sebanyak 53 peserta, acara tersebut diawali dengan pengenalan panitia penyelenggara Pemilu, seperti: KPU, Bawaslu, dan Panwaslu beserta tugasnya masing-masing. Selain itu, mereka juga menjelaskan mengenai proges dalam melakukan sosialisasi ini kepada WNI di Kairo. “Kurang lebih terdapat 60 Panwaslu yang tersebar di berbagai negara, tergantung pada jumlah warga Indonesianya. Di Mesir sendiri ada 3 orang yang resmi dilantik di KBRI Muscat, Omman yakni Bapak Faiz Husaini, Irwan Maulana, dan Muhammad Fardan Satrio Wibowo.”, ucap salah satu Panwaslu.
Salah satu tugas Panwaslu adalah memutakhirkan data pemilih untuk memastikan seluruh WNI di Mesir dapat memberikan hak pilihnya. Maka dari itu, Bapak Fardan salah satu Panwaslu yang hadir dalam acara ini menjelaskan tentang bagaimana cara supaya bisa mengikuti Pemilu melalui Warung PPLN yang dibuka di konsuler setiap hari Minggu. Ia juga menguraikan ada sebanyak 204.807.222 sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 dan 11.209 yang merupakan pemilih di Mesir. Lalu, beliau menerangkan tentang 5 generasi yang boleh memilih di Pemilu kali ini, yakni generasi pre boomer (kelahiran tahun 1945 dan tahun-tahun sebelumnya), generasi baby boomer (kelahiran tahun 1946-1964), generasi X (kelahiran 1981-1980), generasi milenial (kelahiran tahun 1981-1996), dan generasi Z (kelahiran tahun 1997-2012). Selain itu, melansir dari catatan KPU, pemilih Pemilu tahun depan akan didominasi oleh kelompok generasi Z dan milenial sebanyak 56% dari total keseluruhan pemilih.
Dalam acara penyuluhan kemarin, Panwaslu pun memberikan kesempatan kepada media Masisir untuk bertanya secara langsung. Pertanyaan pertama dilontarkan oleh perwakilan Media PPMI, Naufal Muhammad Najib, ia menanyakan mengenai kecurangan-kecurangan yang pernah terjadi dan langkah apa yang dilakukan oleh Bawaslu. “Sejauh ini belum ada pelanggaran-pelanggaran teknis yang terjadi yang berkaitan dengan pihak berwenang”, jawab Panwaslu. Mereka juga menegaskan bahwa selama 5 tahun terakhir ini tidak ada pelanggaran bahkan partisipasi pemilih di tahun 2019 mencapai 83% dengan jumlah 7 ribu sekian, menjawab pertanyaan dari perwakilan Media PPMI yang lain. “Persentase tersebut bahkan menjadikan PPLN Mesir sebagai yang terbaik ke-2 di dunia”, tambah Pak Fardan.
Kemudian, Pak Fardan menjelaskan bahwa bentuk pelanggaran dalam Pemilu ada 3 tipe, pelanggaran administratif, pelanggaran kode etik, dan tindak pidana pemilu. Pelanggaran administratif adalah pelanggaran terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme yang berkaitan dengan administrasi tahapan Pemilu. “Contohnya seperti petugas TPS yang meloloskan calon pemilih di bawah umur dan sanksinya bisa berupa teguran sampai pencopotan langsung dari jabatannya”, lanjut Beliau.
Selanjutnya, Beliau menerangkan mengenai pelanggaran kode etik yang merupakan pelanggaran etika penyelenggara Pemilu terhadap sumpah dan janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara Pemilu. “Money politic, penyalahgunaan dokumen, dan sabotase”, ungkapnya memberi contoh. Sanksi dari pelanggaran tersebut dapat berupa sanksi teguran tertulis, pemberhentian sementara, pemberhentian tetap atau rehabilitasi. Terakhir, pelanggaran tindak pidana yang melibatkan lembaga penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan.
Walakhir, acara sosialisasi Panwaslu ini ditutup dengan pertanyaan terakhir dari Ikrom Mausuli selaku Redaktur Pelaksana Buletin Bedug. Ia menanyakan tentang bentuk paling mendasar bagi media Masisir untuk mendukung dan berperan aktif dalam Pemilu kali ini. Panwaslu menekankan bahwa partisipasi media dalam mengedukasi dan mengkritisi segala bentuk pelanggaran yang terjadi menjadi upaya penting untuk menyukseskan pemilu 2024 yang akan dilaksanakan di bulan Februari mendatang. Mereka berharap agar media Masisir dan seluruh mahasiswanya bisa saling mendukung, supaya tidak menyia-nyiakan hak suaranya dan ikut berpartisipasi dalam melakukan pengawasan terkait jalannya Pemilu 2024. (Hibbatin Wafiroh)