Forum Keluarga Delegasi Nahdlatul Ulama (FKDNU) menggelar kegiatan bertajuk “Sarasehan Bersama PBNU” di Aula KAHHA, Sekretariat PCINU Mesir, Jumat (25/4). Acara ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus penguatan orientasi bagi para anggota FKDNU yang merupakan penerima beasiswa Al-Azhar melalui jalur Nahdlatul Ulama.
Hadir dalam kegiatan ini tiga tokoh penting PBNU, yakni KH. Masyhuri Malik (Ketua PBNU Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi), Drs. KH. Amir Ma’ruf (Wakil Sekretaris Jenderal PBNU), dan KH. Mukhlis Yusuf Arbi (Wakil Ketua Badan Khusus PBNU). Turut hadir pula jajaran pengurus PCINU Mesir, baik dari unsur Syuriah maupun Tanfidziyah.
Sekitar 80 peserta memenuhi ruangan. Mereka berasal dari berbagai angkatan penerima beasiswa, seperti Mesirnesia, Glowfasco, Nawasena, Imdadiyah, hingga angkatan terbaru, Syaltutiyah.
Acara dimulai pada pukul 16.00 EET dengan pembacaan surat Al-Fatihah, lalu dilanjutkan sambutan, sesi sarasehan, dan dialog interaktif. Dalam sambutannya, Ketua FKDNU Farhan Ishaqi menegaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk silaturahmi langsung antara para kader NU Mesir dengan tokoh-tokoh PBNU yang sedang berada di Kairo.
Senada dengan hal itu, Ketua Tanfidziyah PCINU Mesir, KH. Faiz Husaini, Lc., MA., menyampaikan bahwa momen seperti ini sangat penting, karena tokoh PBNU bisa menyaksikan langsung perkembangan para kader yang sedang menempuh studi di Mesir.
Dalam sesi sarasehan, KH. Masyhuri Malik menekankan pentingnya mengikuti kegiatan ke-NU-an selama berada di Mesir dan menjaga kemuliaan status sebagai penerima beasiswa Al-Azhar dan NU. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang memiliki kemuliaan, lalu dengan kemuliaan itu ia mampu menumbuhkan kemuliaan-kemuliaan lainnya,” pesannya.
KH. Amir Ma’ruf menambahkan bahwa proses belajar di Al-Azhar harus memberikan hasil nyata yang bisa disumbangkan untuk NU di tanah air kelak. Hal inilah, menurut beliau, yang menjadi tujuan utama NU mengirimkan kader-kader terbaiknya ke Mesir.
Sementara itu, KH. Mukhlis Yusuf Arbi menyampaikan bahwa para alumni Al-Azhar adalah sosok sentral yang memiliki peran penting dalam dinamika NU. Karena itu, kesempatan belajar di negeri Kinanah, terlebih bagi penerima beasiswa, harus dimaksimalkan sebaik mungkin.
Pada sesi dialog, para peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dan aspirasi. Salah satu pertanyaan yang mencuat adalah mengenai keterbatasan beasiswa Al-Azhar yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup di Mesir. “Kami sudah berupaya mencari beasiswa tambahan ke berbagai pihak, namun belum berhasil. Apakah PBNU bisa membantu menjawab persoalan ini?” tanya Uly Aula Hamid, mahasiswa dari angkatan Glowfasco.
Menanggapi hal tersebut, KH. Mukhlis Yusuf Arbi menjawab bahwa PBNU memang membuka kemungkinan untuk memberikan tambahan beasiswa. Namun, penyelesaiannya akan dibahas lebih lanjut di tingkat internal PBNU karena hal ini sudah menjadi persoalan lama.
Menanggapi keresahan itu, Kiai Agus Hidayatullah dari KBRI Kairo memberikan saran agar para penerima beasiswa tetap bersikap qana’ah. Ia menekankan pentingnya memastikan kebutuhan dasar seperti makan, tempat tinggal, dan studi tidak terganggu selama menjalani pendidikan di Mesir.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Rais Syuriah PCINU Mesir, KH. Mukhlashon Jalaluddin. (Fawaidul Hilm)