Dalam rangka menyemai kecintaan kepada Sang Makhluk Teragung, PCINU Mesir mengadakan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Berkolaborasi dengan beberapa lembaga dan banom, seperti MDS PC GP Ansor Mesir, PCI Fatayat Mesir, LESBUMI, dan LDNU, acara diselenggarakan secara terbuka di Gedung Capital Palace, Kota Nasr, pada Ahad, 22 September.
Acara dibungkus dengan beberapa penampilan menarik yang mengundang perhatian audiens, di antaranya Hadrah Fatayat, Hadrah Antasena, dan Gambus. Istimewanya, acara kali ini turut menghadirkan dua tokoh terkemuka al-Azhar, yaitu Prof. Dr. Abbas Syauman (Mantan Deputi al-Azhar) dan Prof. Dr. Fathi Hijazi (Guru Besar Balaghah dan Sastra Fakultas Bahasa Arab, Universitas al-Azhar).
Selain itu, acara tersebut juga diberkahi oleh beberapa tokoh istimewa dari Indonesia yang sedang berkunjung ke Mesir, seperti KH. Abdullah Ubab Maimun (Pengasuh Ponpes al-Anwar 2, Sarang), Dr. KH. Fadlolan Musyaffa, LC., MA (Pengasuh Ponpes Fadlu Fadlan, Semarang) dan KH. Ahmad Hadlor Ihsan (Pengasuh Ponpes al-Ishlah, Mangkang).
Sambutan pembuka disampaikan oleh KH. Faiz Husaini, Lc., MA., bahwa acara peringatan ini merupakan sebuah bentuk ekspresi kecintaan kita kepada Sang Utusan Terakhir yang telah membawa kasih sayang tak terbatas kepada umat Islam, khususnya, dan umat manusia, umumnya.
Kiai Faiz juga menyampaikan bahwa beberapa waktu ke depan, PCINU Mesir akan meluncurkan NU Care-LAZISNU. Program ini akan berfokus untuk menangani dua bidang, yaitu pendidikan dan kesehatan. Tabungan dana yang dikumpulkan bakal dialokasikan untuk membantu warga Nahdliyin yang dirasa kurang mampu secara finansial.
Bergeser ke acara selanjutnya, Prof. Dr. Abbas Syauman menuturkan, Nabi SAW diutus sebagai rahmat untuk seluruh semesta, tidak hanya untuk umat Islam saja. Beliau ingin membawa pesan bahwa selain merupakan agama yang penuh cinta dan kedamaian, Islam tidak pernah menjadi agama yang memaksa pemeluk agama lain untuk menganut ajaran yang serupa. Selain itu, Islam juga tidak sekali-kali membatasi penganutnya untuk bersosialisasi dengan orang lain yang berbeda agama.
Acara bergeser ke pembacaan dan pemberian sanad kitab al-Syamail al-Muhammadiyah oleh Prof. Dr. Fathi Hijazi. Selepas selesai pembacaan kitab, beliau memberikan sedikit mauizah bahwa membincang sosok Nabi SAW tidak akan pernah ada selesainya. Beliau menuturkan, orang yang memuji Nabi SAW hanya sanggup memuji sesuai kadar kemampuannya. Sebabnya, hanya Allah yang mengetahui kedudukan sejati dari Sang Baginda Nabi.
Selanjutnya, mauizah disampaikan oleh Dr. KH. Fadlolan Musyaffa, Lc., MA. Alumni Ponpes Fadllul Wahid, Ngangkruk, tersebut menceritakan kebiasaan beliau yang selama menjalani studi di Mesir gemar berziarah ke makam aulia dan ulama. Khususnya, ketika punya hajat, beliau sering bertawasul di makam Sayyidah Nafisah. Beliau juga menyampaikan bahwa yang jauh dibutuhkan Indonesia saat ini adalah orang alim yang bukan sekadar pintar. Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh KH. Abdullah Ubab Maimun dan KH. Ahmad Hadlor Ihsan. (Muhammad Jihan Muqodas)