Pendahuluan
Kiprah Nahdlatul Ulama tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga untuk peradaban dunia. Kesadaran ini bukan suatu keniscayaan atau muncul tiba-tiba, melainkan melalui dialektika panjang dengan memperhatikan dinamika perkembangan NU, Islam Indonesia, dan dunia Islam. NU dengan karakter dan ciri yang dimiliki membuktikan relevansinya sebagai jangkar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di samping itu, dalam perkembangan global mutakhir, Islam memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah perubahan dunia. Islam semakin berkembang baik dari sisi kuantitatif atau kualitatif di belahan dunia. Realita tersebut menandakan bahwa NU sebagai organisasi keagamaan terbesar di dunia harus segera merumuskan mekanisme organisasi yang mampu mengoptimalkan khidmah keumatan seluas-luasnya. Dalam konteks keindonesiaan, NU menjadi organisasi yang mengawal integrasi Islam dan negara. Terbukti, hingga kini NU komitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, ideologi Pancasila dan keberagaman bangsa Indonesia.
Dalam konteks global, selain menginisiasi agenda-agenda straregis yang bersifat global, NU juga telah memiliki kepengurusan cabang luar negeri di 137 negara. Pencapaian tersebut tidak boleh hanya berhenti pada tataran kuantitatif saja, setiap cabang luar negeri perlu merumuskan kembali langkah strategisnya demi memastikan nilai-nilai ke-NU-an dapat berdialektika dengan masyarakat dunia.
PCINU Mesir menjadi salah satu organisasi NU cabang luar negeri yang memiliki jumlah warga cukup banyak. Berdasarkan data Lajnah Pusat Data & Statistik NU Mesir, per-2022 terdapat 2880 WNI terdaftar sebagai jamaah NU yang seluruhnya merupakan mahasiswa. Kondisi seperti ini menjadi corak tersendiri bagi PCINU Mesir sehingga program-program kerja yang dirumuskan tidak jauh dari kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Kendati demikian, PCINU Mesir terus berusaha merumuskan langkah-langkah strategis organisasi yang mampu mengoptimalkan khidmah keumatan seluas-luasnya.
Realisasi Program Kerja PCINU Mesir 2021-2023
Dalam konteks lokal, PCINU Mesir turut berperan aktif dalam menciptakan mileu kemahasiswaan yang intelek dan dialektis. PCINU Mesir senantiasa berupaya melakukan adaptasi sesuai kondisi realitas di Mesir, lingkungan masisir dan lingkungan NU Mesir itu sendiri.
Adapun program-progam strategis yang telah dilaksanakan meliputi beberapa sektor penting, di antaranya; sektor kaderisasi, intelektual, administrasi organisasi, media, dan optimalisasi jejaring kelembagaan dan nahdliyin kultural.
1. Sektor Kaderisasi
Seiring dengan dinamika dan perkembangan di lingkungan masyarakat NU Mesir, PCINU berusaha melakukan beberapa perubahan mekanisme organisasi, di antaranya perihal kaderisisasi. Memasuki awal tahun 2022, PCINU Mesir menyoroti geliat pergerakan Badan Otonom (Banom) yang semakin hari menemukan bentuk idealnya.
Karenanya, revitalisasi peran banom menjadi langkah strategis agar sejak dini banom dapat menjawab secara realistis apa yang menjadi tantangan organisasi di kemudian hari. Hal ini selain dapat memperkaya segmentasi kegiatan, juga bertujuan menghindari terjadinya tumpang-tindih kerja keorganisasian. Alhasil, sebagai contoh, OPABA tahun 2022 diadakan dengan sistem kaderisasi terpadu antara PKD Ansor dan LKD Fatayat.
Berkaitan dengan hal di atas, mekanisme kerja Lembaga Kaderisasi (LK) NU perlu dirumuskan kembali secara bersama. Mengingat kaderisasi merupakan wahana pengembangan SDM di lingkungan NU, baik yang berada di struktur maupun non-struktur. PCINU menawarkan formula yang cukup strategis untuk memperjelas haluan kerja lembaga tersebut. Beberapa formula di antaranya, optimalisasi sistem jenjang kaderisasi. Dalam hal ini, LK akan mengambil peran besar untuk melakukan pemberdayaan kader-kader PCINU tingkat lanjut yang bersifat ideologis, fungsional, dan profesional. Sebagai contoh; program Aswaja Center mendatang.
2. Sektor Intelektual
Orientasi kerja dan aktivitas ke-Nu-an terletak pada aspek intelektualitas dan organisasi. Kesatuan antara ide dan aksi, antara organisasi dan militansi menjadi keharusan yang terus diupayakan. Pada periode ini, PCINU Mesir berupaya menghidupkan kembali dua lembaga keilmuan yang sejak beberapa tahun terakhir mengalami fase hiatus.
A. Program Studi Bahasa dan Terjemah
Pada masa kepengurusan sebelumnya, Lajnah Ta’lif wa Nasyr (LTN) PCINU Mesir telah dibekukan karena kinerjanya yang belum optimal. Lajnah yang memiliki amanat utama mengurus percetakan dan penerbitan buku ini belum mampu berjalan optimal dikarenakan kurangnya standar manajemen yang benar serta sumber daya manusia yang mumpuni. Selain itu, LTN memiliki program penerjemahan buku yang juga terhenti karena tidak ada pembimbing khusus yang mampu mendampingi secara intensif.
Karena dipandang masih perlu, LTN ingin kembali dihidupkan bersamaan dengan program terjemah bahasanya. Namun dipisah dalam dua lembaga berbeda untuk optimalisasi kerja dan fokus misi. Oleh karenanya, dibentuklah Lembaga Terjemah dan Studi Bahasa dan (LTSB) yang memiliki misi penerjemahan bahasa Arab-Inggris-Indonesia. Sedangkan LTN yang berfokus pada penerbitan juga ingin kembali dihidupkan. Namun lagi-lagi harus terhenti karena SDM yang belum memadai.
B. Program Riset dan Penelitian
Geliat penelitian (riset) di lingkungan Masisir masih belum populer. Padahal, riset menjadi bagian penting dalam pencarian fakta dengan menggunakan metodologi yang benar. Untuk itu, Lembaga Research Center (LRC) perlu dihidupkan kembali yang diketahui telah terhenti sejak 2017.
Di awal perjalanan LRC sempat mengalami stagnasi dalam menentukan langkah dan program ke depannya. Setelah melalui program jajak pendapat bersama para ahli , LRC mulai menyusun program kerja kontinu dengan mengutamakan diskusi buku yang berkaitan dengan dasar-dasar pengetahuan mengenai riset. Program kerja kontinu dibagi menjadi 3 semester dalam dua tahun dan diskusi dilaksanakan seminggu sekali.
Saat ini LRC melakukan 5 proyek penelitian: “Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Akademik”, “Pengaruh Migrasi Anggota Rumah Syariah ke Darrasah terhadap Produktivitas Belajar”, “Tingkat Kepuasan Wisudawan 2021”, “Pengaruh Efektivitas Pembelajaran PUSIBA terhadap Keterampilan Berbahasa Arab Angkatan 1-3”, dan “Survei Kepuasan Konsumen Waroeng 22”. Ketiga proyek yang awal telah diluncurkan di tahun 2021.
Selain itu, LRC juga menggelar kuliah umum riset bersama para ahli yang diikuti kurang lebih 100 peserta. Dan sekarang anggota baru tim LRC sudah memulai diskusi dan akan ikut serta dalam proyek penelitian yang direncanakan terbit sebelum KONFERCAB XII PCINU Mesir berlangsung.
C. Lembaga Kajian
Selain membentuk lembaga-lembaga baru dan menghidupkan kembali lembaga-lembaga yang telah terhenti, PCINU Mesir juga berupaya mengoptimalkan pemberdayaan lembaga-lembaga lain agar tetap eksis. Dimulai dari lembaga-lembaga kajian dan keilmuan, seperti Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) yang terus mengoptimalisasi kelas-kelas di bawah naungannya, mulai dari kelas intensif yang berfokus pada kajian pemula, pra-reguler yang berfokus pada kajian metodologi hingga kelas reguler yang berfokus pada kajian proyek.
Selanjutnya, Lembaga Bahsul Masail (LBM) yang telah berhasil menerbitkan buku terbarunya hasil kajian proyek dengan tema Distorsi Paham-Paham Keislaman di Era Kekinian dan diberi judul “Lentera Pemikiran Islam”. Buku tersebut juga telah dipublikasikan pada September 2021 lalu, bekerja sama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kairo. Selain itu, LBM juga terus mengoptimalkan kajian intensif dan regulernya.
Said Aqil Siradj (SAS) Center Kairo yang terus berfokus pada kajian-kajian keislaman, khususnya di bidang kajian ahlusunah waljamaah dan kini menjadi salah komunitas kajian yang menghimpun banyak pegiat di kalangan Masisir.
3. Sektor Administrasi
A. Administrasi Kesekretariatan dan Kebendaharaan
PCINU telah berhasil membuat manajemen administrasi kesekretariatan dan kebendaharaan serta regulasi pendukung. Sekretaris dan Bendahara Tanfiziah memiliki tugas menyusun Pedoman Khusus Organisasi (PKO) yang mengatur aturan administrasi kesekretariatan meliputi aturan surat menyurat, kalender kegiatan, dan kaleidoskop kegiatan serta regulasi terkait; dan administrasi kebendaharaan meliputi aturan pengajuan anggaran dan format-format laporan keuangan serta regulasi terkait. Untuk itu, semua laporan perlu dikoordinasikan secara terpusat melalui Google Drive agar dapat terpantau secara real-time.
Selain itu PCINU juga memperbarui format pelaporan keuangan badan-badan perekonomian di bawah LP, sehingga memudahkan dalam pelaporan pertanggungjawaban. Setiap lembaga di dalam kepengurusan PCINU Mesir juga masing-masing mendapatkan dana insentif pelaksanaan program-program kerja yang ada mulai pada tahun 2021 kemarin. Kepengurusan kali ini juga tengah mengupayakan stimulus dana untuk banom agar terpacu semangat dan soliditas di antara pengurus, utamanya koordinasi dengan PCINU Mesir sebagai induk di lingkungan NU Mesir.
PCINU Mesir juga berupaya melakukan optimalisasi pendataan dan pengelolaan aset, baik itu aset bergerak maupun non-bergerak. Untuk itu, perlu dibentuk tim kerja independen yang memiliki tugas khusus dalam hal ini sehingga dibentuklah Lajnah Manajemen Aset (LMA).
B. Data dan Statistik Anggota
PCINU Mesir berupaya mengoptimalkan penghimpunan data warga Nahdliyin di Mesir. Jika pada periode sebelumnya telah berhasil memulai penghimpunan data warga NU di Mesir dengan membentuk tim kerja khusus, pada periode kali ini dioptimalkan dengan membentuk satu lajnah yang berfungsi sebagaimana lembaga-lembaga lain yang kemudian disebut Lajnah Pusat Data Anggota dan Statistik (LPDS). Hal ini agar visi pemberdayaan warga dapat lebih dioptimalkan.
4. Sektor Media dan Publikasi
Dalam hal media, publikasi dan informasi yang digawangi Lembaga Media Informasi (LMI) pada masa kepengurusan kali ini berjalan sebagaimana mestinya. LMI membawahi berbagai divisi: Divisi Sosial Media yang berkutat pada pengelolaan sosial media (Facebook, Twitter, dan Instagram) dengan program-program di antaranya publikasi kegiatan, khazanah keislaman maupun kemesiran, dan program terbarunya; obrolan santai bersama penulis (OASIS).
Selanjutnya, Divisi Website yang dikelola oleh numesir.net dan bedug.net berjalan sebagaimana mestinya dengan menyajikan artikel-artikel keislaman, opini, dan warta; Divisi Buletin Bedug juga masih terus eksis di kancah media buletin dan majalah, bahkan bulan lalu baru saja melakukan agenda rekrutmen yang diikuti oleh 80 nahdliyin lintas marhalah.
Divisi Youtube; LMI dengan dibantu oleh Dewan Harian berhasil membentuk tim khusus yang terhimpun dalam NUM’s TV. Kini, sudah berjalan sangat baik dan diharapkan dapat menjadi sektor penguatan literasi digital di tubuh PCINU.
5. Optimalisasi Jejaring Organisasi
PCINU menyadari bahwa kekuatan kultural menjadi kekuatan tersendiri dalam Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Tidak seperti organisasi lain yang hanya bertopang pada personalia struktur organisasi, NU justru ditopang oleh kekuatan kultur anggotanya yang tumbuh di tengah- tengah masyarakat. Struktur (jam’iyyah) dan kultur (jamâ’ah) saling melengkapi, sehingga menjadikan NU kuat dan mengakar pada masyarakat.
Oleh karenanya, Dewan Harian Tanfiziah merumuskan formula terkait optimalisasi kekuatan gabungan antara struktural dan kultural. Dari sana, lahirlah dua komunitas: Nahdliyin Betawi dan Sunda. Kedua komunitas tersebut memberikan dampak positif terhadap kelancaran program-program kerja PCINU. Hadirnya mereka dalam lingkungan PCINU diharapkan dapat memantik tumbuhnya komunitas NU kultural lainnya, sehingga keberadaan NU sebagai jam’iyyah dapat dirasakan oleh setiap anggotanya.
Pada Muktamar NU ke-34 kemarin, PCINU Mesir mengirim delegasi sebanyak 3 orang: Muhlashon Jalaluddin, Lc., M.M. (Rais Syuriah), Tubagus Mansur, M.Ak. (Katib Syuriah), dan Ahmad Rikza Aufarul Umam, Lc., Dipl. (Ketua Tanfiziah). Di sela-sela agenda Muktamar, delegasi PCINU melakukan konsolidasi dengan IKANU Luar Negeri dalam rangka membangun jaringan, penguatan kualitas SDM, dan pemberdayaan alumni PCINU Mesir.
PCINU Mesir turut berupayan menggagas dan menjaring kekuatan politik kultural warga NU Mesir di dalam mempertahankan dan melestarikan ajaran Ahli Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA), serta fokus terhadap kebijakan-kebijakan stategis melalui beberapa langkah, di antaranya; menjalin komunikasi intensif dengan al-Azhar dan menjaga komunikasi intensif dengan PCINU Internasional.
Selanjutnya, LAZISNU (Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Sedekah) PCINU Mesir semaksimal mungkin membangun jejaring sosial kepada lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat di Mesir untuk membantu akomodasi organisasi, lebih-lebih masyarakat nahdliyin. Selain itu, pada satu tahun terakhir LAZISNU berhasil menghimpun dana zakat dan sedekah sebesar 31.941 Le yang kemudian disalurkan untuk masyarakat nahdiyin mesir dan masyarakat lokal.
6. Sektor Ekonomi
Lembaga Perekonomian (LP) sebagai tonggak ekonomi PCINU Mesir mengalami pasang surut. Hal ini dikarenakan gejolak pandemi Covid-19 yang berlangsung selama kurang lebih satu setengah tahun terakhir sehingga menyebabkan naik turunnya pendapatan. Selain itu, persaingan juga dirasa semakin ketat. Untuk itu, perlu adanya stimulus-stimulus baru guna mengatasi masalah- masalah yang ada. Ke depan, geliat ekonomi juga akan ditopang melalui penyewaan aula, penginapan, dan program-program perekonomian lainnya yang akan terealisasi dalm waktu menengah maupun panjang.
Lembaga Perekonomian (LP) berhasil membuka unit usaha baru dengan menggandeng salah satu resto bebek popular di lingkungan Masisir. Selain itu, renovasi homestay dan pengadaan fasilitas penunjangnya pun turut diupayakan, mengingat lokasi gedung penginapan yang strategis, sehingga diharapkan dapat menarik pelancong untuk menginap di unit usaha milik PCINU.
pcinumesir@copyright