PwK NWDI Mesir bekerja sama dengan KKN 108 konversi LPPM UIN Sunan Kalijaga berhasil menggelar Webinar Internasional Ekonomi Syariah pada 19 September lalu.
Kurmadani, Sharia Compliance Department Head Bank Syariah Indonesia (BSI) membawakan materi dalam tajuk “Pengenalan, Implementasi dan Urgensi Ekonomi Syariah dalam Kehidupan Sehari-hari”.
Selama webinar berlangsung, ia memaparkan istilah-istilah ekonomi yang sulit menjadi mudah dan renyah untuk dipahami.
Ia juga menjelaskan pentingnya literasi ekonomi syariah, di samping mengenal dapur Bank Syariah Indonesia. Menurutnya, “Tidak boleh adanya transaksi di pasar ini kecuali orang yang memahami agama,” mengutip makalah Sahabat Umar bin Khattab.
Selain memberikan sebuah pengantar khusus untuk memahami literasi ekonomi syariah, Kurmadani juga memaparkan proyeksi Bank Syariah Indonesia pada 2022 ini. Ia manyampaikan bahwa dalam waktu dekat ini BSI akan membuka kantor cabang di Dubai, Qatar, dan Abu Dhabi.
“Pembukaan ini akan menjadi langkah pertama untuk mewujudkan misi BSI sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada tahun 2025. Mengingat negara tersebut menjadi salah satu pusat dalam perekonomian dunia,” jelasnya.
Di dalam pengelolaannya, alumni al-Azhar itu menjelaskan bahwa turats dan Dewan Syariah Nasional-MUI menjadi pegangan dasar dalam rujukan pengelolaan BSI, sehingga tidak ada unsur riba, maisir, garar dan hal yang dapat merugikan orang lain. Inilah perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah.
Selain itu, salah satu sistem operasi BSI yang menjadi nilai jual sendiri adalah fasilitas yang dikenal dengan Ziswaf (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf). Dari sini, yang diuntungkan bukan hanya nasabah, namun juga seluruh masyarakat Indonesia.
“BSI hadir bukan hanya sebagai sahabat finansial, akan tetapi dapat menjadi sahabat sosial yang memudahkan untuk berbagi kepada orang lain,” tutur Kurmadani.
Ia melanjutkan, “Selain dua unsur tadi, yang paling penting adalah BSI menjadi sahabat spritual dalam beramal sesuai dengan prinsip Islam. Hal ini diharapkan menjadi terobosan alternatif dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia”.
Di penghujung acara, ia berharap kepada perserta, khususnya yang sedang menempuh pembelajaran di al-Azhar untuk menjadi Public Speaker di BSI karena masih minim pendakwah yang memberikan pemahaman tentang literasi ekonomi syariah.
Selain itu stigma bahwa bank syariah masih memiliki unsur riba masih sulit untuk dihilangkan di masyarakat. Maka dari itu, BSI siap untuk menerima lulusan al-Azhar menjadi garda pertama dalam membumikan literasi ekonomi syariah.
Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta secara luring, di Sekretariat PwK NWDI maupun daring, melalui Zoom.
Reporter: Moh Rony Lisgiantoro