Numesir
  • Profil
  • Warta
  • Opini
  • Kolom
  • Internasional
  • Ubuddiyah
  • Sejarah
    • Laporan Kajian
    • Tokoh
    • Terjemah
    • Resensi
No Result
View All Result
NU Mesir
  • Profil
  • Warta
  • Opini
  • Kolom
  • Internasional
  • Ubuddiyah
  • Sejarah
    • Laporan Kajian
    • Tokoh
    • Terjemah
    • Resensi
No Result
View All Result
NU Mesir
No Result
View All Result
Home Laporan Kajian

Gugatan Al-Jabiri atas Pembacaan Turas di Era Kodifikasi

numesir by numesir
2 May 2021
in Laporan Kajian
0
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

 

Era kodifikasi (143 H.) menjadi momen penting dalam latar sejarah pemikiran Islam, setidaknya sebagai gerbang utama rancang-bangun intelektual di masa Islam klasik. Ia tidak hanya menandai era di mana keilmuan Islam menjadi suatu konstruksi utuh hasil kerja ilmiah para ilmuan muslim, namun juga sebagai batu loncatan genealogi keilmuan Islam di babak selanjutnya. Singkatnya, era kodifikasi (‘Ashr at-Tadwîn) sebagai produk pemikiran sejak era pra-Islam hingga masa sahabat (marhalah at-Takawwun), juga sebagai pembentuk nalar Arab-Islam di era selanjutnya hingga masa kini (marhalah at-Takwîn).

Namun dengan stigma yang begitu mentereng itu, Abed al-Jabiri mencoba menguji dan melakukan analisis terhadap bangunan turas yang terkristal dalam suatu era yang disebut-sebut sebagai penanda awal perjalanan panjang sejarah intelektual Islam. Mula-mula al-Jabiri menilik suatu term yang menjadi fondasi awal munculnya agama Islam yaitu masa Jahiliah. Dalam hal ini al-Jabiri menampilkan dua gambaran: pertama, ada suatu indoktrinasi secara dogmatis dalam kesadaran tradisi akan wajah masa jahiliah yang digambarkan bukan hanya sebagai masa kebodohan dan absennya ilmu pengetahuan, tapi dianggap sebagai era yang penuh dengan chaos, ketidakteraturan sistem politik, hingga ketiadaan moral (agama).

Kedua, al-Jabiri mencoba mencari tradisi bisu yang hilang ditelan oleh otoritas dan tradisi Islam, yaitu gambaran intelektual di masa Jahiliah yang tidak hanya dikenal dengan gubahan syair dan sastra indah nan memanjakan telinga, tapi—dengan menilik logika-logika yang dipakai oleh Alquran—masa Jahiliah tidak seburuk yang dibayangkan dalam gambaran pertama. Dengan melihat pada Alquran tadi, tidak rasional rasanya jika logika semapan itu dihadapkan kepada wicara yang digambarkan penuh kebodohan dan penuh kekacauann itu.

Pada bagian berikutnya al-Jabiri menampilkan sebuah gambaran apik nan metaforis yang menggambarkan bagaimana kerja konstruksi kesadaran manusia, bahkan sebuah peradaban. Ia menganalogikan dengan astronot yang terbang di luar angkasa menggunakan baju khusus dan kapal ruang angkasa, baju dan kapal yang ia tunggangi seolah menjadi batas kesadaran sang astronot dalam melihat segala objek, atau dengan meminjam bahasa Gadamer sebagai pra-pemahaman.

Pun begitu halnya dengan tradisi Islam, era kodifikasi dianggap sebagai sebuah pembatas konstruksi intelektual budaya Arab Islam dalam melihat dan menilai sebuah objek. Tabir pembatas ini dalam istilah al-Jabiri disebut sebagai al-Ithâr al-Marji’i. Konstruksi budaya ini yang menjadi sebuah cara pandang dunia (world view) bagi orang atau peradaban yang tumbuh di dalamya. Fragmen dari konstruksi ini berupa pemahaman akan objek, intellectual tools, serta nilai estetik (morality).

Terakhir, dengan khas Gadamerian, al-Jabiri mencoba menggugat bangunan epistem tradisi yang hanya mencatatkan sebuah tradisi pemenang. Baginya, dalam pembacaan modern tidak cukup membaca teks yang tampak secara benderang dalam terang teks—yang dalam hal ini tradisi—tapi perlu juga membaca teks “bungkam” dalam konstruksi budaya Arab-Islam (al-Maskût ‘anhu).

Dalam gugatannya al-Jabiri menyebutkan tradisi bisu yang teralienasi itu dalam beberapa poin, di antaranya, kodifikasi ilmu dalam mazhab Syiah, mengingat bahwa Imam Ja’far as-Shâdiq (148 H.) telah melakukan pembukuan Hadis, Fikih, dan Tafsir dalam terang kacamata Syiah. Berikutnya adalah kodifikasi dalam politik, hal ini yang tampak dalam kerja intelektual Ibnu al-Muqaffa’ dalam melakukan arabisasi tulisan-tulisan tentang politik dari bangsa Persia. Kedua poin ini adalah salah satu dari sekian data yang ditampilkan oleh al-Jabiri tentang apa yang ia sebut sebagai tradisi bisu, teralienasi, dan kalah di hadapan superioritas tradisi Arab-Islam dalam terang era Ashr at-Tadwîn.

Laporan Kajian Metodologi Buku Takwîn al-`Aql al-`Araby, Lakpesdam Mesir, 27 April 2021

Oleh: Muhammad Syadidul Isytiher

ShareTweetSend
numesir

numesir

Akun tim redaksi numesir.net 2021-2022. Dikelola oleh Divisi Website Lembaga Media & Informasi (LMI) PCINU Mesir.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Notula Bincang Santai: Mengenal Korelasi Ilmu Qiraat dan Ilmu Lainnya

Notula Bincang Santai: Mengenal Korelasi Ilmu Qiraat dan Ilmu Lainnya

17 December 2020
Tiga Tokoh yang Membincang Kemukjizatan al-Quran

Tiga Tokoh yang Membincang Kemukjizatan al-Quran

26 February 2020

Menyoal Tafwidl ala Ibnu Taimiyah

22 April 2021
Kidung Kehidupan Ummu Kultsum

Kidung Kehidupan Ummu Kultsum

2 March 2020
Ibnu Sina dalam Politik dan Kedokteran

Ibnu Sina dalam Politik dan Kedokteran

4 March 2022
Kolaborasi PCINU Mesir dan El-Montada dalam Menyemarakkan Harlah Al-Azhar

Kolaborasi PCINU Mesir dan El-Montada dalam Menyemarakkan Harlah Al-Azhar

1 May 2022
Dualisme Hari Raya, Polemik Tahunan Tak Kunjung Padam

Dualisme Hari Raya, Polemik Tahunan Tak Kunjung Padam

29 April 2022
Adakan Lomba Badawiyah; Ajang Memperkenalkan Pelajar NU Mesir

Adakan Lomba Badawiyah; Ajang Memperkenalkan Pelajar NU Mesir

28 March 2022
Open Recruitment Fatayat Study Club 2022; Hidupkan Kajian Masisirwati

Open Recruitment Fatayat Study Club 2022; Hidupkan Kajian Masisirwati

26 March 2022
Menjaga Eksistensi NU Melalui Nahdiyin Betawi

Menjaga Eksistensi NU Melalui Nahdiyin Betawi

23 March 2022

Numesri.net putih

Tentang Kami | Kontak | Redaksi | Kirim Tulisan

Ikuti juga sosial media kami

  • Profil
  • Warta
  • Opini
  • Kolom
  • Internasional
  • Sejarah
  • Laporan Kajian
  • Tokoh
  • Ubuddiyah
  • Terjemah