Kairo,
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Mesir (PCINU) yang menaungi banyak komunitas di dalamnya terbentuk dari beragam kultur yang menjadikan dirinya tetap eksis dari sejak dahulu hingga sekarang. Belum lama ini terbentuk komunitas baru dalam PCINU Mesir, komunitas yang berasal dari berbagai macam kultur, yakni Nahdliyin Betawi dan Sunda.
Pada hari Selasa (15/2) sejumlah warga Nahdliyin yang berasal Betawi mengadakan rapat terbuka mengenai kegiatan dan acara “Nahdliyin Betawi Berselawat” yang dilaksanakan pada hari Senin (21/2). Acara tersebut diiringi dengan grup banjari yang bertempat di sekretariat IKDAR Kairo dan juga dihadiri oleh Korwil Ikrom Mausuli dan Fikri Abdul Latif sebagai Wakil Korwil.
Syadila Rizqy al-Anhar selaku sekretaris umum Tanfiziah PCINU Mesir yang juga menghadiri acara tersebut dalam sambutannya menuturkan, “ Merajut soliditas pada kalangan NU kultural termasuk substansi dari NU itu sendiri.” Beliau juga menuturkan Nahdliyin kultural ini harus berdiri, karena besarnya kuantitas Nahdliyin memerlukan pola konsolidasi yang ciamik dan tidak rigid. Hingga pada gilirannya, kalangan NU kultural dapat merasakan keberadaan jam’iyyahnya.
Beberapa hari setelah terselenggaranya acara Nahdliyin Betawi, warga Nahdliyin yang berasal Jawa Barat juga mengadakan rapat terbuka mengenai keberlangsungan kegiatan Nahdliyin Sunda yang ada di Mesir pada hari Selasa (22/2). Kumpulan warga Nahdliyin Sunda juga melaksanakan silaturahmi melalui acara “Tepang Sono Nahdliyin Sunda Mesir” yang juga bertempat di Aula KAHHA sekretariat PCINU Mesir pada hari Jumat (25/2). Hal demikian merupakan usaha lanjutan untuk berlangsungnya NU kultural di bawah naungan PCINU Mesir.
Dengan berdirinya Nahdliyin Sunda ini diharap mampu untuk turut aktif dalam kerja-kerja ke-NU-an yang ada di Mesir. Begitupun dengan harapan ketua Korwil Nahdliyin Sunda yang menuturkan, “Saya berharap komunitas Nahdliyin Sunda ini mampu mengeratkan tali persatuan antar Nahdliyin Sunda baik yang ada di Mesir maupun suatu saat nanti ketika berkhidmah di kampung masing-masing. Khususnya di Mesir saya ingin mengajak kawan-kawan kultur sunda untuk berkhidmat, bergabung dan senantiasa mendorong program-program yang dilaksanakan oleh PCINU Mesir.” Ujar Agung Ramadhan Hidayat.
Selanjutnya, jika Nahdliyin kultural yang tumbuh semakin erat, maka diharapkan kader Nahdliyin Betawi maupun Nahdliyin Sunda serta beragam kultur dalam PCINU Mesir mempunyai suatu hal yang dapat diunggulkan. Hal ini selaras dengan perkataan sekretaris umum Tanfiziah PCINU Mesir. “Adanya komunitas-komunitas dalam tubuh NU diupayakan ntuk menumbuhkan kesadaran para kader agar menjadi Nahdliyin kultural yang membanggakan”, ujar Syadila Rizqy al-Anhar.
Seiring adanya komunitas baru ini, yakni Nahdliyin Betawi dan Nahdliyin Sunda, merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran anggota PCINU Mesir besertaan dengan terjalinnya militansi yang kuat antarkader. Sehingga diharapkan Nahdliyin kultural juga dapat aktif dalam kerja-kerja ke-NU-an, sehingga menjadi komunitas yang dapat menyeimbangkan Nahdliyin antar kultur dan terpusat terhadap PCINU Mesir.
Pewarta: Addiniya
hay hallo adin , Masya Allah Tabarokallah tulisan nya . Semoga bisa melahirkan tulisan tulisan yang lain nya ya. Tentunya semoga menjadi ladang pahala jariyah untuk setiap tulisan baik yang di tulis.