Numesir
  • Profil
  • Warta
  • Opini
  • Kolom
  • Internasional
  • Ubuddiyah
  • Sejarah
    • Laporan Kajian
    • Tokoh
    • Terjemah
    • Resensi
No Result
View All Result
NU Mesir
  • Profil
  • Warta
  • Opini
  • Kolom
  • Internasional
  • Ubuddiyah
  • Sejarah
    • Laporan Kajian
    • Tokoh
    • Terjemah
    • Resensi
No Result
View All Result
NU Mesir
No Result
View All Result
Home Laporan Kajian

Menilik Ibnu Khaldun dari Persepsi Barat

numesir by numesir
10 August 2021
in Laporan Kajian
0
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pasca ujian akhir tahun ajaran 2020-2021 universitas al-Azhar, kelompok kajian Said Aqil Siradj Center (SASC) kembali melanjutkan program kajian regulernya dengan grand tema “Orientalisme”, pada tanggal 9 Agustus 2021 di Sekretariat SASC. Sementara itu, judul pembahasan yang dibawakan ialah “Ibnu Khaldun dan Barat; Harmonisasi Pandangan Barat Terhadap Ibnu Khaldun dan Karya-Karyanya” dengan sdr. Abdul Muntholib selaku pemakalah kajian.

Pemilihan judul yang dibawakan oleh penulis bukan tanpa alasan. Abdul Munthlib dalam makalahnya mengatakan bahwa ia memilih Ibnu Khaldun sebagai objek kajiannya dikarenakan kemasyhurannya—dalam bidang keilmuan khususnya—di berbagai belahan dunia. Bahkan kemasyhuran Ibnu Khaldun bisa dilihat dari penerjemahan karyanya ke bahasa asing, semisal penerjemahan karya “Muqaddimah Ibni Khaldûn” yang dilakukan oleh Issac Sylvestre de Sacy.

Namun ternyata, kemasyhuran yang akhirnya bersinggungan dengan para orientalis tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri. Mereka menghawatirkan bahwa Ibnu Khaldun dan karyanya akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan Barat. Sehingga pada titik ini, sebagian orientalis mencoba merancukan biografi dan karyanya sebagai bentuk perlawanan. Maka dari problematika di atas, pemakalah terdorong untuk menuliskan pergulatan Barat terhadap Ibnu Khaldun beserta karya-karyanya; sebagai objek kajian.

Pada sub judul pertama Abdul Muntholib memaparkan histori Ibnu Khaldun sebagai landasan awal sebelum menganalisis objek kajian. Kemudian dalam sub judul kedua, pemakalah membahas Ibnu Khaldun dan Barat dalam sudut pandang sejarah. Terakhir pembahasan pokok, penulis memaparkan harmonisasi pandangan Barat terhadap Ibnu Khaldun. Dalam pembahasan pokok tersebut Abdul Muntholib berusaha menerangkan persepsi Barat terhadap Ibnu Khaldun dengan tiga bagian permasalahan. Pertama, orisinalitas nasab Ibnu Khaldun dan keterikatan dengan lingkungannya. Kedua, Ibnu Khaldun di antara klaim sekuler dan fanatik. Ketiga, Ibnu Khaldun dan kitab Muqaddimahnya dalam pandangan Barat.

Namun meskipun Abdul Muntholib telah memaparkan makalahnya dengan rapi dan apik, ia pun tidak luput dari kritik peserta kajian, terutama pada sub judul yang terakhir. Hal ini dikarenakan pemakalah kurang menjelaskan makna dari kata “harmonisasi” dalam makalah tersebut, sehingga muncul ketidakpuasan dari peserta; baik dari segi linguistik maupun metodologi ilmiah.

Dalam penjelasannya, penulis mengatakan bahwa “harmonisasi” yang dimaksud adalah melihat Ibnu Khaldun sebagai objek kajian dalam pandangan barat ataupun yang terpengaruh oleh pemikirannya. Akan tetapi, menurut Nizam Noor Hadi, makna tersebut justru mempersempit makna dari harmonisasi tersebut. Kemudian yang menjadi sorotan dalam kritik makalah juga yaitu, metode komparatif yang dipaparkan penulis. Metode komparatif yang dibawakan oleh Abdul Muntholib dirasa kurang menyeluruh. Hal ini tentunya tidak lepas dari pemaparan pemakalah yang menyebutkan dua kutub persepsi Barat namun kurang memaparkan keharmonisan persepsi Barat itu sendiri.

Hemat pendapat dari Alfarobi, dalam penulisan makalah komparatif, untuk menemukan harmonisasi tersebut perlunya pembacaan yang lebih menyeluruh dan utuh terhadap teks Muqaddimah. Selanjutnya, setelah sesi komentar dan tanggapan, kajian reguler yang bertepatan dengan awal tahun baru Hijriah ini diakhiri dengan makan bersama. (Rakib)

ShareTweetSend
numesir

numesir

Akun tim redaksi numesir.net 2021-2022. Dikelola oleh Divisi Website Lembaga Media & Informasi (LMI) PCINU Mesir.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Notula Bincang Santai: Mengenal Korelasi Ilmu Qiraat dan Ilmu Lainnya

Notula Bincang Santai: Mengenal Korelasi Ilmu Qiraat dan Ilmu Lainnya

17 December 2020
Tiga Tokoh yang Membincang Kemukjizatan al-Quran

Tiga Tokoh yang Membincang Kemukjizatan al-Quran

26 February 2020
Kidung Kehidupan Ummu Kultsum

Kidung Kehidupan Ummu Kultsum

2 March 2020

Menyoal Tafwidl ala Ibnu Taimiyah

22 April 2021
Ibnu Sina dalam Politik dan Kedokteran

Ibnu Sina dalam Politik dan Kedokteran

4 March 2022
Kolaborasi PCINU Mesir dan El-Montada dalam Menyemarakkan Harlah Al-Azhar

Kolaborasi PCINU Mesir dan El-Montada dalam Menyemarakkan Harlah Al-Azhar

1 May 2022
Dualisme Hari Raya, Polemik Tahunan Tak Kunjung Padam

Dualisme Hari Raya, Polemik Tahunan Tak Kunjung Padam

29 April 2022
Adakan Lomba Badawiyah; Ajang Memperkenalkan Pelajar NU Mesir

Adakan Lomba Badawiyah; Ajang Memperkenalkan Pelajar NU Mesir

28 March 2022
Open Recruitment Fatayat Study Club 2022; Hidupkan Kajian Masisirwati

Open Recruitment Fatayat Study Club 2022; Hidupkan Kajian Masisirwati

26 March 2022
Menjaga Eksistensi NU Melalui Nahdiyin Betawi

Menjaga Eksistensi NU Melalui Nahdiyin Betawi

23 March 2022

Numesri.net putih

Tentang Kami | Kontak | Redaksi | Kirim Tulisan

Ikuti juga sosial media kami

  • Profil
  • Warta
  • Opini
  • Kolom
  • Internasional
  • Sejarah
  • Laporan Kajian
  • Tokoh
  • Ubuddiyah
  • Terjemah