Fatayat Study Club (FSC) adalah wadah kajian Masisiwati dalam naungan PCI Fatayat NU Mesir. FSC dibentuk sejak 2021 lalu, digagas sebagai upaya mengatasi keringnya minat kajian dalam Masisirwati. Sebagaimana yang dituturkan Ketua Fatayat PCINU Mesir, Dzurriyah Ahsantiyah, “Perempuan pada umumnya memiliki sifat pemalu, sedangkan kajian biasanya diikuti oleh laki-laki dan perempuan. Sehingga kami rasa perlu adanya sebuah lembaga keilmuwan dalam berbentuk kajian ekslusif untuk Masisirwati”.
Setelah satu tahun berdinamika sebagai wadah kajian dalam lingkup Masisirwati, Fatayat Study Club telah membahas kitab-kitab fan tarikh, seperti tarikh ushulfiqh dan Fajrul Islam. Tahun ini, FSC akan mengangkat tema perempuan. Karena kajian FSC dikhususkan untuk Masisirwati, dan sejauh ini belum banyak kajian yang membahas perempuan secara mendalam. “Jadi besar harap kami dari diangkatnya tema ini adalah agar kita para perempuan bisa mengkaji lebih dalam makna dari perempuan itu sendiri dengan berbagai perspektif, baik perempuan sebagai objek maupun subjeknya.” Ujar Mawaddatus Sholihah, Ketua FSC.
Melihat kendala dalam kajian tahun lalu, yakni banyaknya anggota yang tidak mengikuti kajian hingga akhir, jadi dirasa perlu adanya kaderisasi dengan mengadakan open recruitment. Selanjutnya Mbak Mawaddah juga menegaskan, “Kita tidak mengadakan seleksi jadi seluruh pendaftar akan diloloskan, dengan syarat pendaftar benar-benar berkomitmen untuk mengikuti kajian dari awal sampai akhir. Alhamdulillah tahun ini kita meloloskan sebanyak 28 anggota baru setelah mengadakan pendaftaran dan kelas pertama kajian”.
Adapun open recruitment ini dibuka sejak Kamis-Sabtu, 10-19 Maret 2022. Proses pendaftaran dilakukan secara online dengan mengisi google form. Yang mana pada slide pertama, para peserta diwajibkan mengisi data diri lengkap, seperti nama, email, dan lain sebagainya. Pada slide berikutnya, peserta diminta untuk memberikan isu perempuan serta sikap mereka mengenai isu tersebut.
Kunti Zulfa, Sekretaris Fatayat Study Club, menerangkan bahwa akan diadakan sebuah pembaharuan dalam metode kajian. Kajian FSC sebelumnya berbentuk diskusi atau kelas intensif, sedangkan metode kajian pada tahun ini akan berjalan seperti kajian kelas reguler pada umumnya, yakni dengan membuat makalah minimal tujuh lembar dengan tujuh referensi. Adapun pisau analisa yang dipakai adalah Qiraah Mubadalah yang digagas oleh Gus Fakihuddin. Kemudian metode yang kedua yaitu hermeneutika feminist. Kemudian pembahasan kajian ini kita ambil dari pemikiran tentang perempuan dari para tokoh Indonesia, Azhar, maupun Barat.
Dalam waktu dekat ini target kajian Fatayat study Club adalah membiasakan kepada para anggota untuk belajar menuangkan ide pemikirannya dalam bentuk makalah. Sedangkan untuk proyek jangka panjangnya adalah mengumpulkan hasil pemikiran anggota dalam setiap diskusinya menjadi satu buku.
Terakhir, Mbak Mawaddah menyampaikan, “Saya harap Fatayat Study Club kedepannya bisa terus eksis dan menjadi forum diskusi yang berkualitas dan semoga selalu ada regenerasi di setiap tahunnya. Untuk anggota baru FSC, saya harap kalian mampu konsisten berdinamika dalam kajian ini, semoga banyaknya jumlah anggota FSC tahun ini beriringan juga dengan kualitasnya.” Semoga!
Pewarta: Mutia Herlina